| Bupati Banyuwangi saat mendapatkan pengahrgaan dari Mentri Kesehatan (Ist) |
kabarjatim.eu.org- Banyuwangi kembali mencatat prestasi nasional dengan meraih penghargaan Swasti Saba kategori Padapa dari Kementerian Kesehatan dalam ajang Kabupaten/Kota Sehat 2025.
Tak hanya itu, daerah berjuluk “Sunrise of Java” ini juga berhasil menempati peringkat kedua terbaik untuk kategori Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Madya. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta pada Jumat (28/11/2025).
Swasti Saba diberikan sebagai bentuk penilaian Kemenkes terhadap tingkat kesehatan suatu daerah berdasarkan sembilan tatanan, mulai dari kemandirian hidup sehat, kualitas permukiman, standar fasilitas publik, sekolah sehat, pasar rakyat, lingkungan perkantoran hingga industri, pariwisata, transportasi, perlindungan sosial, serta kesiapsiagaan bencana.
Bupati Ipuk menegaskan bahwa sembilan tatanan tersebut terus diperkuat melalui sinergi lintas OPD dan instansi vertikal, demi menciptakan lingkungan yang sehat, aman, dan nyaman. Ia juga menyebut penghargaan STBM sebagai bukti meningkatnya kesadaran warga Banyuwangi dalam menjaga kebersihan dan kesehatan.
Program STBM sendiri dinilai melalui verifikasi penerapan lima pilar, yakni Stop BABS, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan, pengelolaan sampah, serta limbah cair rumah tangga.
Ipuk mengingatkan bahwa capaian tersebut bersifat dinamis sehingga seluruh pihak perlu menjaga kualitas kesehatan lingkungan. Ia mengajak masyarakat untuk memulai dari hal sederhana, seperti memperbaiki pola makan, tidur yang cukup, gaya hidup sehat, dan rutin berolahraga.
Pada kesempatan yang sama, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan kota sehat. Menurutnya, kepala daerah memiliki peran penting dalam meningkatkan usia hidup sehat dan angka harapan hidup masyarakat.
Saat ini, rata-rata usia hidup sehat di Indonesia mencapai 60 tahun dan ditargetkan naik menjadi 65 tahun pada 2029, sementara harapan hidup dari 72 tahun didorong naik menjadi 75 tahun. Budi menegaskan bahwa edukasi promotif dan pencegahan penyakit merupakan kunci untuk mencapai target tersebut.(Ahmd)